Skip to main content

Kamu Hanya Ibu Rumah Tangga


 
Why?? Ada yang salah dengan ibu rumah tangga? Atau hanya menjadi ibu rumah tangga? Apa itu  yang menjadi kesalahan??

Sungguh sangat disesalkan di era yang modern dan berkembang ini, masih ada orang yang berfikiran sempit. Menggurui tanpa menghiraukan perasaan orang lain, yang bahkan sesama wanita, sama sama seorang ibu tepatnya. Yah .. aku sangat mengerti tentang perbedaan status, pekerjaan, atau pendidikan. Tapi itu tidak menjamin kita terbaik, terhebat, terbenar. Salah. Yang mencerminkan kebaikan kita adalah sikap dan tindakan. Perkataan yang terucap dari kita. Kali ini aku akan membahas sedikit tentang menjadi ibu rumah tangga.

Aku seorang ibu rumah tangga, full mom tepatnya. Yang dalam keseharian mengurus dua anak, suami, dan rumah. Cuma itukan? Apa hebatnya?? Aku tidak pernah merasa hebat, tapi aku sangat menghargai apa yang bisa aku lakukan. Aku bisa menghabiskan seluruh waktuku untuk anak, bermain dan mendidik mereka. Melakukan kegiatan dirumah yang tak pernah ada habisnya, jangan ditanya apa aja yaa karna ga akan cukup kata untuk menjabarkan.

Sering orang bertanya, “kenapa sih milih jadi ibu rumah tangga, ga kerja aja? Sayang tau udah kuliah susah susah ga kepakai ilmunya.” Aku hanya tersenyum dan menjawab “gapapa .. biar bisa fokus ngurus anak dan suami aja.” Padahal dalam hatiku berkata .. Kata siapa ga kepakai, ilmu kita sangat berguna ko untuk mendidik anak anak kita. Tidak ada kata pendidikan yang sia sia.

Yang bikin sakit itu saat ada seorang ibu yang bekerja berkata pada kita “aku bedalah sama kamu, aku kan wanita karir. Kamu kan cuma ibu rumah tangga yang kerjaannya kalau anak tidur ikut tidur. Maen maen hp aja dirumah” Ya Allah apa salah dan dosaku? Ngerasa sakit ga sih?? Seperti tersayat sayat.

Harus tetap waras yaa ibu. Jangan biarkan negative vibes merasuki kita. Biarkan saja seperti angin badai yang berlalu. Cuekin dan jangan diambil hati, itu kunci agar tetap tenang, bahagia dan waras. Kita harus menjauh dari orang orang seperti ini karna hanya akan memberikan energi negative pada kita. Lebih baik mencari lingkungan yang positif dan melakukan hal hal positif.

Jujur aku sangat kagum pada para ibu yang bekerja. Mereka rela terpisah dari anaknya, dan lebih banyak menghabiskan waktu dan pikiran untuk pekerjaan. Mereka harus berangkat pagi bahkan sebelum anaknya bangun, kadang ditangisi kalau pas anaknya bangun dan mau ikut. Harus pulang sore kadang malam, bahkan ada yang pulang saat anaknya tertidur. Mereka pasti sedih, karna sedikit waktu yang mereka habiskan dengan anak. Selain itu, mereka juga harus membagi waktu untuk suami dan pekerjaan rumah tangga. Pasti sangat melelahkan.

Sebenarnya menjadi ibu rumah tangga (full mom) atau ibu pekerja (working mom) adalah pilihan. Mungkin suatu saat aku akan bekerja, disaat dan waktu yang tepat. Tapi untuk saat ini aku bahagia sebagai full mom. Gimana dengan kalian? Pastinya kita memilih yang terbaik untuk kita dan keluarga.

Tulis di kolom komentar yaa, kalian working mom or full mom. Dan alasan kalian, biar kita bisa sharing dan menjadi masukan untuk kita semua. Terimakasih sudah membaca and see you bye bye.

Jangan lupa follow Instagram aku https://instagram.com/ave_rin dan twitter aku https://twitter.com/ve_reene biar kita bisa saling kenal. DM for follback guys Thank you


Comments

  1. Aku dulu working mom terus resign jadi stay at home mom terus kerja lagi jadi working mom, resign lagi :)))

    Udah ga peduli sama status sih. Aku juga gak pernah judge orang dari pekerjaannya. Jadi ya jalani aja peran yang ada, nikmati hidup, dan bodo amat sama apa kata orang :))

    ReplyDelete
  2. Aku working mom.. Kepengen banget jadi full mom sayang belum dibolehin sama suami.. hihi.. Masih ada beberapa yang perlu dipikirin kalau aku sampai di rumah aja.

    ReplyDelete
  3. Full time mom, part time freelancer.

    Tapi Ibu Rumah Tangga itu juga Pekerjaan loh, mom. Kerjanya 24/7 repeat.. repeat tanpa libur.

    Dan iya, aku pun salut sama para working mom, yang berarti perkerjaannya double. di kantor plus di rumah.

    ReplyDelete
  4. Pasti akan selalu ada mom ucapan2 atau komentar yang membandingkan kayak gitu. Aku hanya ibu rumah tangga dan aku sangat bangga, memangnya kenapa? Hempas aja kaya gitu mom😂👏🏻

    ReplyDelete
  5. semuanya anugrah mom bs menjadi ibu yg baik menurutku..

    ReplyDelete
  6. Aq dlu working mom.. jd full yime mom.. lalu jd working fulltime mom at home.. alhamdulillah, walaupun udh resgn masih bsa bekerja dibalik layar.. dan dtambah lg ad tman2 komunitas bikin tambah kerjaan🤣 tapi seruu...

    Tapi pertanyaan yg sllu kutanyakan pada rumput bergoyang..
    Kenapa sih msih ada perseteruan "mana yg lbh baik"...
    Padahal keduanya sama baiknya,namun caranya aja yg berbeda..

    Stuju ga mom?

    ReplyDelete
  7. Akupun ibu rumah tangga. Aku memilih risent kerja dari hamil anak pertama sampai sekarang punya anak 2, tapi aku happy

    ReplyDelete
  8. kalau ada negative vibes, hempaskan aja mom! gemes aku tuh sama orang2 yang suka ngeremehkan pekerjaan seseorang :( Semangat ya mom avrin!

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular posts from this blog

Mengenal Lebih Dekat Virtual Office Arvahub Jakarta

sumber www.arvahub.com Apa sih Virtual Office Arvahub itu? Bergerak dibidang apa? Mungkin beberapa diantara kalian belom tau apa itu Virtual Office Arvahub. Bahkan mungkin ada yang baru mendengar. Bener nggak? Naah buat kalian yang belom tau, aku akan menjelaskan tentang Virtual Office Arvahub supaya kalian dapat mengenalnya lebih dekat, khususnya untuk  Virtual Office Jakarta . Arvahub adalah unit bisnis dalam perusahaan rintisan Sofyan Corp. yang bergerak di bidang properti selama lebih dari 20 tahun, Sofyan Group telah banyak melahirkan unit bisnis yang handal dan teruji di bidangnya. Mulai dari bidang properti, perhotelan, pendidikan, hingga konsultan bisnis, Sofyan Group menjadi fondasi kuat bagi Arvahub dalam mewujudkan cita-cita bisnis kita. Karena dalam bisnis berkolaborasi sangat dibutuhkan, dan Arvahub bisa menjadi katalisator dalam jejaring bisnis kita. Arvahub siap melayani pembuatan PT & CV dengan berbagai kebutuhan kita, mulai dari akta hingga peng

Kebun Teh Kemuning, Keindahan di Kaki Gunung Lawu

Menceritakan pengalaman seru saat liburan membuat hatiku berbunga, membayangkan kenangan yang dimiliki, yang tersimpan dalam hati dan terlukis dalam beberapa hasil tangkapan kamera. Aku yakin kita semua memiliki kenangan dalam liburan seru bersama keluarga. Liburan seru dan murah meriah ala Avrin salah satunya ke agrowisata kebun teh Kemuning. Kenapa seru? Karena aku bisa habiskan waktu bersama keluargaku, berlari larian di tengah hamparan pohon teh sambil bercanda gurau. Bisa duduk bersama dengan kedua orangtuaku. Kita berbagi cerita sambil menikmati kesejukan udara pegunungan yang jauh dari polusi. Berapa sih tiket masuknya ka? Gratis alias FREE. Itulah kenapa aku bilang murah meriah, kita hanya perlu siapkan budget untuk membeli bensin, jajan, makanan, dan oleh oleh. Cocok deh buat traveler yang cari destinasi keren dengan budget minim. Disini kita disuguhkan dengan keelokan pemandangan, sangat mengagumkan. Hamparan hijau kebun teh sejauh mata memandang, s

Menumbuhkan Cinta Dengan Read Aloud

Menumbuhkan cinta dengan read aloud, yups cinta. Rasa cinta antara orangtua dan anak, serta rasa cinta anak terhadap buku. Bagaimana bisa? Tentu bisa, karna membacakan buku kepada anak akan meningkatkan bonding dari interaksi interaksi yang terjadi. Dari kesabaran kita membacakan buku dengan bahasa yang dimengerti anak, dari interaksi saat anak bertanya dan menerima penjelasan kita. Semua itu akan memperkuat hubungan kita sebagai orangtua dengan anak. Menumbuhkan cinta anak terhadap buku dapat dilakukan dengan sering membacakan buku, read aloud salah satu cara yang tepat. Selain dapat menumbuhkan cinta pada buku, melakukan read aloud mampu merangsang otak anak agar berkembang sempurna. Read aloud sendiri merupakan aktifitas sederhana, di mana kita menyisihkan waktu untuk membacakan cerita, secara terus-menerus, yang membuat anak menjadi biasa mendengar (listening level), mau membaca, dan akhirnya bisa membaca (independent reading). Jim Trelease – The Read-Aloud Handbook .