Hai semua … kali ini aku akan membahas tentang Tantrum. Yes tantrum. Pasti sudah
banyak yang familiar dengan kata ini, khususnya mama mama di era milenial
seperti sekarang. Banyak pembahasan tentang tantrum .. apa itu tantrum,
bagaimana gejalanya, cara menangani dan sebagainya.
Mungkin diantara kalian ada yang belom tau atau bahkan baru
dengar kata tantrum?? Kalau ada aku akan sedikit menjelaskan disini.
Tantrum pada anak adalah kondisi dimana anak merasa
terabaikan dan kurang perhatian dari kedua orangtuanya, sehingga anak tersebut melakukan
tindakan yang ekstrim untuk menarik dan mendapatkan perhatian. Bisa dengan
menangis histeris, teriak teriak, gulung gulung dilantai, melemparkan barang, memukul,
bahkan yang paling parah dapat melukai dirinya sendiri. Sedih banget yaa kalau sampai
seperti ini.
Anak sering mengalami tantrum pada usia 1-4 tahun, tapi
jangan salah tidak hanya anak anak yang bisa tantrum, orang dewasapun bisa. Pada
saat anak mengalami tantrum, ada baiknya kita tidak panik dan tetap tenang agar
tidak terbawa emosi. Tantrum pada umumnya disebabkan oleh keterbatasan
kemampuan bahasa anak untuk mengekspresikan perasaannya, sehingga mereka
meluapkan emosi dengan cara tantrum. Tapi bisa juga disebabkan oleh faktor psikologis
anak.
Untuk mengatasi tantrum pada anak, kunci utamanya adalah
KONSISTEN. Tantrum seperti tawar menawar pada anak, menjadi ajang bagi anak
melakukan observasi dan mengenali cara mendapatkan keinginannya. Mereka akan
melihat siapa yang paling mudah memberikan apa yang mereka inginkan. Dengan selalu
memberikan apa yang diminta anak, maka secara tidak langsung kita mengajarkan
anak untuk tidak realistis dan manja. Mereka akan mengulangi cara tersebut di
kemudian hari, dan jika dibiarkan akan menjadi kebiasaan buruk. Untuk itu kita
harus konsisten dengan aturan yang kita buat untuk anak kita.
Konsistensi ini akan sangat sulit diterapkan apabila
lingkungan anak ada nenek, kakek, om, tante, dll yang tidak bisa kita atur
untuk sama sama konsisten bersikap terhadap anak, karna melibatkan orang lain
diluar suami / ayahnya sendiri. Untuk kasus ini kita harus sepakat dengan suami
dan dengan tegas menjelaskan aturan kita dalam mendidik anak kepada orang lain yang
terkait, tentunya dengan sopan agar tidak menyinggung perasaan.
Berkaitan dengan tantrum yang mengharapkan semua yang
diinginkan bisa didapatkan, kita harus ekstra memberikan pengertian pada anak. Didunia
nyata kita tidak bisa mendapatkan semua yang kita inginkan bukan? Untuk itu
melatih anak bisa mengtahui mana yang bisa dia dapatkan dan mana yang tidak,
itu sangat penting. Tantrum harus menghilang di usia 4 tahunan.
Jika anak kita sudah melewati usia 5 tahun tapi masih
tantrum, itu berarti kita sebagai orangtua belum konsisten dan kurang dalam
memberikan aturan disiplin pada anak. Atasi masalah tantrum ini dengan melakukan
komunikasi yang baik dengan anak. Coba pahami maksudnya, cari tahu apa yang
membuatnya seprti itu. Memberikan pujian saat anak berperilaku baik juga sangat
berpngaruh, anak akan merasa senang dan bahagia lalu akan berperilaku baik. Katakan
juga pada anak kalau kita tidak menyukai perilaku yang buruk.
Nilai moral juga sangat berperan dalam menangani tantrum. Cara
menanamkan nilai moral bisa kita sesuaikan dengan usia anak. Kita bisa
menyampaikan konsekuensi / penjelasan mengapa kita melarang dan memperbolehkan.
Tentunya dengan cara konkrit dan melibatkan indera sensorinya. Misalnya dengan
membacakan buku cerita yang didalamnya ada contoh kegiatan yang tidak boleh
mereka lakukan, dengan konsekuensi jika mereka tetap melakukannya. Kita jelaskan
dengan pengertian yang bisa mereka pahami agar dapat menyerap nilai moral
didalamnya.
Sekian sedikit pembahasan aku tentang tantrum. Jika ada tambahan
masukan boleh yaa ditulis di kolom komentar. Boleh juga kirim email ke aku di avrinanur@gmail.com atau DM di akun Instagram
aku https://instagram.com/ave_rin
Terimakasih and see you bye bye
Fase tantrum Qina yg parah udah lewat sih alhamdulillah. Kayanya butuh ekstra pengertian dan memahami segala emosinya ya ❤❤
ReplyDeleteHampir semua anak tantrum ya huhu.. 1 anak tantrum aja udah pusing apalagi yg 2 atau lebih.. salut bgt deh
ReplyDeleteIyaa bener sih. Praktek itu sll mnjadi yg trsulit. Pokokny harus tega deh.
ReplyDeleteAda fasenya anak akan tantrum dan mereda. Selama kita tetap konsisten atau bisa dibilang tega .. tapi aku suka maasih terbawa suasana.. praktek yg tersulit
ReplyDeleteSetiap orang tua pasti pernah merasakan anaknya tantrum ya, meskipu berbeda beda cara menyikapinya
ReplyDeleteMemasuki 2 tahun anakku tantrum setiap hari. Kadang sepele, ia suka sekali membuat kata2 sendiri. Terus ayahnya gak ngerti. Guling2 deh di kasur. Oh iya tambahan, mom. Kata Mbak Belinda, Tantrum harus dilewati oleh semua anak. Kalau anak gak tantrum malah bahaya, ada apa dengan perkembangan emosinya
ReplyDeleteNah sabaar kunciiny buat mamak.. love proses nih yg susah... smoga aku kuaat.. tengkiu tipsny mak
ReplyDeleteTantrum pada anak emang paling susah atasin. Sebagai mom harus sabar dan kreatif cari caranya. Makasih tipsnya mom
ReplyDeleteaku juga sedang mengajarkan disiplin ke anakku yang usia 3.5 tahun. alhamdulillah prosesnya memang ga mudah tapi tantrumm dia masih dibwah ambang batas hehehe
ReplyDeleteInformasinya cocok buat saya nih. Terima kasih ya mom infonya
ReplyDeleteDulu sempat menyebut perilaku bocah sebagai tantrum. Tapi lalu mengenalinya sebagai strategi. Kalau aku ga setuju dengan strategi bocah (nangis dan merengek), aku cuekin lahir batin biar bocah belajar kalau itu bukan cara baik untuk mendapatkan keinginan. Tapi sekarang strateginya berubah, malah suka bilang, "Aku sayang mama" demi mendapatkan keinginan. Mama masih sering luluh wkwkwk
ReplyDelete